My Lady


She's the queen of all women from the beginning to the end. 
She'spart of me
She's the light of my eyes
She's the flower of my heart
She is my soul. 
Whenever she stands to prayer to her lord\
Hr light illuminates the skies for the angels, like how the stars shine to the people on earth

~Baginda

Teringat pesan cinta baginda Rasululloh tentang seorang wanita penghuni surga, pemilik langkah mirip seperti ayah nya, memiliki keharuman semerbak meliputi pribadi nya.

Tergambarkan pada bangunan ini, istana yang anggun memikat jiwa, dengan detail megah dan cantik. Siapakah pemilik simbolik itu?

Memasuki nya seperti ingin berlari menyapu lantai dengan gown tanpa warnaku.  Sejuta cerita membuncah tak beraturan dalam benak. Seraya mengingat banyak hal peristiwa disepanjang usia.  Bagaikan dejavu. Namun aku menyukai keberadaan jiwaku saat itu. Tenggelam dalam luasan keindahan jiwa. Iya. Aku berada disni...bersama sepenuh jiwa ku.

Malam hampir larut setiba di kota ini, tujuan kami adalah sebentuk bangunan ibadah ini untuk menjamak sholat. Karena bangunan ini ditutup setiap jam 10 malam untuk umum, kecuali melalui pintu khusus bagi yang menginginkan sholat lail, dan itu pun harus berputar jauh. 
Dari belakang bersuara, "aku akan tunjukkan sesuatu ke kamu, makanya hilangkan wajah panikmu, kita masih keburu kok sholat fardhu disana".  
" Iyakah? Huffttt...", berusaha optimis sambil mempercepat menyeimbangkan langkah kakinya. Narasumber terbiasa berjalan kaki selama tinggal di negara ini. 

Terdiam terpaku di  sebuah pintu besar telah menyapaku. Kuucapkan salam tak terasa air mata berjatuhan, "ijinkan aku masuk, aku datang dari jauh untuk merindu". 
Sedikit menengok dan senyuman sambil menunjukkan arah dimana ruang bersuci. "Saya tunggu di pintu tadi". 

Dan kemudian, "kamu mau tunjukkan sesuatu apa. Belum jadi deh tadi..."
"Kamu mau juice delima?"
"Malam-malan begini nge-jus dingin? Gak deh, sinus-ku kumatan penyakit ga elit hehe". Tetap saja dipesan dan disodorkan. Gubrakkk...
"Kamu harus merasakan sensasinya minum dingin di suhu dingin begini, bikin kering hidung mu kok. Ini khas disini untuk kesehatan dan stamina mu".
Speechless ini sih...perhatian yang ga pake peduli itu sejenis apa yah. Tapi bener juga, berasa pernapasan lega, haha diem aja ah ga usah muji.

"Nah nih sampai, ini penginapan kamu".
"Hah.... Haha", tersentak tertawa. "deket banget dengan 'holy shrine' tadi ya". Disebelah depot juice, terdapat lorong yang hanya beberapa langkah. "Ah...makasih ya, aku gag takut ditinggal disini deh".
"Iya...kamu ingetkan pintu tadi, dini hari kamu bisa sholat lail disana. Nah  di sebelahnya ada jalan kecil menuju pasar, kalo kamu berani besok kesana sendiri aja, saya datang agak siang ada kuliah dulu".

Tanpa banyak kata perpisahan, malam itu sangat berkesan menuju waktu istirahat. Dan  saya kembali mempersiapkan fisik untuk seribu rencana berikutnya. Ini adalah kali ke 2 saya mengunjungi negara ini.




Berikut adalah dokumentasi yang saya ambil, tapi tidak langsung saya ceritakan, sambil flashback memoru lagi nih. Hihi
Ini adalah pelataran menuju ke pintu masuk ke 6-7-8 hanya beberapa langkah lurusan ke kanan setelah lorong penginapanku. Hanya saja harus melalui pemeriksaan yang ketat, dari tas sampai tubuh. Maklum lah terlalu sering nya ancaman kiriman ledakan yang diterima. Sementara di dalam bangunan ini hanyalah seperti Islamic Center, terdapat ruang ibadah, majelis anak-anak, sekolah selevel S2 jurusan fiqih, aqidah dan semacamnya juga sebuah makam yang menjadi kerinduan bagi peziarahnya. Suhu yang indah sekitar sepuluh derajat celcius mengindahkan pagiku. Selepas Lail dan dilanjut subuhan sambil menanti terang muncul, langit masih membiru. Saya sempatkan berkeliling terlebih dulu. Di area dalam terintegrasi dengan pasar, hanya saja harus melalui pemeriksaan lagi untuk arah kembalinya. Hampir lengkap yang dipasarkan, baju-baju, jilbab didominasi komoditi dari Pakistan dan China karena mereka melalui jalur darat. Makanan khas, herbal, buah, sampai yang paling diramaikan wisatawan dan touris adalah batu-batu permata.
Art-Arch-Act-Aesthetic
Ini adalah bangunan utama, membentuk luasan melingkar kan hall berkolam air mancur


Chrystal mendominasi interior ceiling dan sebagian dinding ruang dalam bangunan ibadah ini.








Add caption
Matahari mulai menaik dan aktivitas mulai terlihat keramaian di pertokoan yang menempel di sepanjang pelataran. Kain, jilbab, busana, perlengkapan ibada, makanan hebal sampai batu-batu permata



My Lady...
Dalam Imajinasiku...
Entrance tinggi menjulang megah dan anggun, ceiling biru motif berlapis emas.
Bertumpuk-tumpuk bagaikan riakan 'gown' mencetak setengah lingkaran entrance istana.
Indah.



Tampak Pertokoan ter framming di setiap akses pintu


Aku selalu ingin berlari lari

Ornamental



Panoramic View

Sinaran matahari menembus pagi yang dingin kering

Makam


Rehat di salah satu pelataran

Finishing ceiling di area entrance


Aku ingin berlari,sementara orang2 yang datang menunduk dan menghentikan langkah sesaat untuk menyampaikan salam dan kemudian melanjutkan langkahnya

Ceiling dome entrance sisi lain berlapis emas



Morning View and Blue Sky



Evening View




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raden Mas dan Raden Nganten

Beautiful That Afternoon